Setetes Embun Untuk Sahabat

Sahabat, ingatlah perjuangan mereka..

Saat darah membasahi kaki Rasul mulia. Saat sahabat tercintanya dihujani batu memasang badan demi melindungi sang Nabi. Terhinakan dengan sumpah serapah dan luka-luka yang tak terhitung di sekujur tubuh. Saat terberat dimana harapan yang begitu besar dijawab dengan pengusiran. Tak ada satu orang pun dari penduduk Thaif yang menerima ajakan ramah beliau. Mereka menyiksa dan melempari Nabi dan Zaid bin Haritsah ra sepanjang 3 mil. Dan yang paling menyakitkan bagi beliau adalah jawaban dari ketua kaum “ Apakah Allah tidak menemukan orang lain sampai terpaksa mengangkatmu sebagai rasul?!” sungguh menyakitkan. Tapi optimisme tak boleh mati. Keimanan terhadap takdir tetap kokoh. Jalan keluar pasti ada. “ Fa inna ma’al ‘usri yusran”. Beliau berharap dan harapannya menjadi kenyataan “ Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku.Sungguh mereka hanyalah tidak tahu”.

Seorang Hasan bin Al Haitsam pernah gagal menyelesaikan tugas yang diberikan khalifah tentang penanggulangan banjir sungai Nil. Ia dipenjara dan dikucilkan dari tahun 1011 hingga 1021. Namun setelah bebas ia bangkit. Ia menemukan teori tentang cahaya alami dan refleksi. Ia mengembangkan ilmu astronomi dengan merumuskan mekanisme benda angkasa yang menjelaskan orbit planet. Ialah yang pertama kali menerapkan metode penelitian modern. Dengan mendasarkan studinya pada akurasi data,pemantuan, dan pengukuran. Kemudian diikuti oleh tahap formulasi dan uji hipotesa guna menjabarkan data yang didapat. Bukti peninggalan ilmiahnya masih tersimpan di museum Iskandariah hingga kini. Dan semua hasil karyanya termaktub karena musibah yang menimpanya. 100 karya ilmiah setelah ia dipenjara selama 10 tahun. Peletak dasar ilmu sosiologi modern yang menjadi rujukan seluruh sarjana sosial di dunia, Ibnu Khaldun pernah merasa putus asa karena kegagalannya menjadi politikus praktis. Ia mentalak dunia dan kembali bertafaqquh fid din. Ia pun terdorong untuk menulis sebuah buku yang membuat ia didaulat oleh seluruh ilmuwan sebagai Bapak Sosiologi Modern. Kehebatan buah pikirnya mempengaruhi seluruh perkembangan ilmu sosial pada saat ini. Dan ia memulai semua itu setelah ia terjatuh gagal. Setelah ia mengalami tekanan batin yang dahsyat hingga ia menemukan kesadaran untuk berubah.

Sahabat..

Pernahkah kita merasa seperti mereka? Pernahkah kita merasa begitu bersedih dengan kegagalan yang sangat tidak kita inginkan dan berpikir untuk menghentikan semua upaya? Adakah kita merasa terjatuh dan menganggap dunia adalah neraka? Sungguh tak sanggup kita untuk menerima keyataan bahwa kita tak berhasil mendapatkan yang kita inginkan padahal itu kita begitu pantas mendapatkannya. Kita tak sanggup menahan malu dan takut orang mengetahui bahwa kita tak berhasil. Musibah terasa sepanjang hidup. Perasaan tertekan yang berkepanjangan karena tak percaya kita telah gagal. Tak ada setitik pun kebahagiaan dan optimisme di hati. Seakan hidup tak lagi berarti. Seakan senyum tak akan pernah lagi berseri.

Sahabat, tenangkan hatimu dan tersenyumlah..
Kono koto nitsuite da to omou..

“Mungkin engkau membenci sesuatu namun itu adalah yang terbaik bagimu. Dan mungkin engkau menginginkan sesuatu namun itu adalah tidak baik bagimu. Dan Allah lebih mengetahui dan engkau tidak mengetahuinya” ( QS Al Baqarah : 216 )
Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda “ Sungguh menakjubkan setiap perkara mukmin itu. Jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu kebaikan baginya.Dan jika ia mendapat keburukan ia bersabar, maka itu kebaikan pula baginya. Dan itu hanya terjadi pada diri seorang mukmin’

Sahabat, dengarkanlah kabar bahagia ini..
Bishou shi te kudasai..

“ Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan materi, jiwa, dan buah-buahan. Dan BERITAKANL AH KEGEMBIRAAN bagi orang-orang yang bersabar.”

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda “ Tidaklah Allah menakdirkan sesuatu bagi seorang hamba kecuali SESUATU ITU BAIK baginya.”

Salah satu pencetus teori berpikir positif yang bernama David J Schwartz dalam karyanya “ The Magic of Thinking Big” mengemukakan, “ Anda adalah apa yang anda pikirkan mengenai diri anda”. Menurutnya,kunci keberhasilan dan kegagalan kita terletak pada pola pikir kita tentang diri kita sendiri. Cara kita berpikir menentukan cara kita bertindak dan cara kita bertindak menentukan keberhasilan kita. Sahabat, sekali lagi harta kita berada di tangan mereka. Padahal, teori ini tidak lain hanyalah adopsi pemikiran dari sebuah hadits qudsi yang shahih. Dimana Rasulullah saw meriwayatkan dari Allah ta’la “ Kehendak-Ku mengikuti pemikiran hambaku terhadap Aku” . Berpositive thinking. Berhusnudzon terhadap apa yang telah Allah gariskan untuk kita. Karena kehendak-Nya adalah sebuah keniscayaan bagi setiap orang. Tapi berpositif thinking terhadapnya adalah pilihan. Dan disanalah titik yang membedakan antara pemenang dan pecundang.

Sahabat, senyum dan bangkitlah..
“Wa fii anfusikum afalaa tubshiruun?”

Yakinlah Allah tak kan pernah memberikan apa yang kita inginkan. Namun Dia selalu tahu apa yang kita butuhkan. Ingatlah yang terbaik bukanlah selalu yang baik. Sehingga apa yang kita anggap jelek namun telah Allah takdirkan untuk kita, maka itulah yang terbaik. Apakah diri kita mengetahui bahwa apa yang kita inginkan adalah tidak layak untuk kita? Karena ternyata, Allah akan memberikan yang jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan. Karena itulah ia menangguhkannya untuk kita. Untuk melihat kita bersabar dan bertahan terhadap rahmat-Nya. Karena kita lebih layak untuk dapatkan yang lebih baik. Karena Allah selalu tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

Sejarah membuktikan bahwa seorang mukmin sejati tak pernah mengenal kata gagal. Dalam kamus hidup seorang mukmin yang mapan tauhidnya, kegagalan diartikan bukan hanya sebagai kesuksesan yang tertunda. Namun kegagalan baginya adalah kepastian datangnya kesuksesan yang berlipat dengan kegagalan itu. Yang ada hanyalah kebahagiaan karena dengan musibah itu ia tahu ia telah berusaha. Yang ada ia tahu bahwa Allah telah karena menakdirkan kesuksesan yang jauh lebih besar baginya. Ia tidak berhenti karena kalah. Tapi ia beristirahat untuk mengevaluasi setiap proses dan langkah yang tepat untuk kembali berjuang. Ia tidak terjatuh putus asa. Namun ia mengkapitalisasikan seluruh pelajaran yang ia dapatkan dari kegagalan untuk tidak terjatuh lagi di lubang yang sama. “Seorang mukmin tidak jatuh ke lubang yang sama” (HR Bukhari).
Baginya lebih baik tidak hidup daripada menyerah dan takut berusaha. Karena menyerah berarti berputus asa. Dan keputusasaanlah titik terendah dan terhina hidup seorang manusia. Dengan berputus asa manusia tiada beda dengan kafir dan iblis(QS Yusuf : 87). Karena iblis adalah pelopor dan provokator keputusasaan dari rahmat Allah. Sementara hanya dengan dan untuk rahmat-Nyalah kita hidup. Pondasi keimanan mereka yang kokoh mengusir segala bentuk tipu daya setan berupa kerisauan, ketakutan, beban perasaan dan rasa malu yang abnormal (QS Al Ahqaf : 13).

Sahabat inilah saatnya..
Sambut dan rasakanlah embun sejuk kesuksesan dari-Nya..

Masih patutkah kitabersedih atas “The Big Success” yang menimpa kita? Masihkah kita menghalanginya dengan menganggap bahwa diri kita mengalami kegagalan? Masihkah kita terkalahkan oleh ego dan perasaan yang mengunci mati seluruh potensi kita? Masihkah kita tidak peduli dengan jalan sukses yang terbuka lebar di depan mata kita? Dengan “kegagalan sementara” sebagai guide kita yang paling berharga. Tutup telinga kita dari tipu daya setan yang disebabkan oleh rasa takut kita terhadap pandangan manusia. Kita acuhkan karena itu hanyalah permainan hidup (QS Al Hadid : 20). Dan kita yakin bahwa Allah bersama hamba-Nya yang bersabar dan berusaha (QS Al Baqarah : 153)

So, katakanlah sahabatku..

Ya! Aku Sukses! Aku berhasil! Aku Bisa! I Did it! And I’ll never Fail!!

“ Wa man ahsanu qaulan min man da’a ilallahi wa amila shalihan..”

About godakwah

Sebuah Organisasi untuk menyiarkan dakwah Islam ke seantero dunia via IT Lihat semua pos milik godakwah

Tinggalkan komentar